Cerita Dimas Khosyi Triangga, Lulusan AWS DevOps & Back-End Developer Scholarship Program, yang Melihat Pentingnya Belajar dan Berjejaring bagi Talenta Digital
Untuk bisa meraih karier sukses dalam bidang teknologi, ada dua hal yang mesti dimiliki oleh seorang talenta digital. Pertama adalah keinginan untuk selalu mempelajari hal baru dan kedua adalah kesediaan untuk memperluas jejaring profesional.
Dimas Khosyi Triangga (24) mengetahui pentingnya kedua hal ini. Terlebih, latar belakang pendidikannya yang tak terlalu linier dengan pekerjaan impiannya menuntut Dimas untuk berusaha lebih.
Keinginan Dimas untuk menyeberang disiplin ilmu dimulai saat ia melakukan pencarian kerja jelang kelulusannya dari kampus. Melihat peluang karier yang terbuka di berbagai tempat yang berada pada bidang teknologi, Dimas mantap untuk “menyeberang.” Tak putus asa saat harus disiplin menimba ilmu sendirian, lama-lama, Dimas memetik hasil belajarnya.
Inilah cerita Dimas mengenai perjalanannya dalam membekali diri menjadi seorang talenta teknologi!
Jauh sebelum mimpinya untuk menjadi talenta teknologi tumbuh, Dimas adalah seorang pemuda asal Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, yang merupakan anak bungsu dari tiga bersaudara.
Ayahnya bekerja sebagai karyawan swasta dan ibunya membantu perekonomian keluarga dengan berjualan kue kering dan nasi bungkus. Tak ada yang kedua orang tua Dimas harapkan selain melihat putra bungsunya menjadi seseorang yang bermanfaat untuk orang lain dan selalu diberikan kesehatan serta rezeki cukup.
Namun, Dimas ingin berbuat lebih untuk kedua orang tuanya. Ia bertekad untuk membuktikan bahwa ia bisa sukses berkarier selepas lulus kuliah. Oleh karenanya, ketika Dimas berada di penghujung masa studinya di Politeknik Negeri Malang, jurusan Teknik Elektro, ia ikut serta pada sebuah acara bursa kerja.
Dari beragam lowongan pekerjaan yang ditawarkan pada job fair tersebut, Dimas melihat bahwa lowongan dalam bidang yang sesuai dengan latar belakang pendidikannya hanyalah sedikit. Jumlah lowongan yang sedikit itu tak sebanding dengan angka pelamar yang sangat banyak.
Sebaliknya, saat melihat lowongan pekerjaan pada bidang teknologi, talenta yang siap untuk mengisi posisi tersebut hanya sedikit. Padahal, kesempatan kerja yang tersedia sangat banyak. Temuan itu membuat Dimas berpikiran untuk menyeberang disiplin ilmu ke bidang teknologi.
Ingin memperoleh peluang kerja yang sangat besar, akhirnya, Dimas memutuskan untuk ikut serta pada berbagai program beasiswa di Dicoding.
Sikap yang Dimas ambil untuk “banting setir” ke dunia teknologi dirasanya sebagai keputusan yang tepat karena selepas peroleh bekal dari Dicoding, ia memulai kariernya di dunia teknologi.
Pada berbagai perusahaan, Dimas sempat bekerja sebagai IoT Specialist hingga IT Helpdesk. Semua peran tersebut ia jalankan hingga akhirnya menjadi seorang IT Infrastructure & Connectivity di PT Trias Sentosa Tbk.
Dalam menjalankan perannya sebagai IT Infrastructure & Connectivity di PT Trias Sentosa Tbk, Dimas bertugas untuk memastikan bahwa layanan infrastruktur teknologi, seperti jaringan, server, dan layanan lainnya pada perusahaan berjalan tanpa gangguan.
Selain itu, ia juga melakukan improvisasi terhadap infrastruktur teknologi perusahaan agar dapat berjalan dengan pembiayaan yang lebih hemat.
Meski sudah berkarier secara purnawaktu, Dimas masih rajin mengikuti pengumuman yang disampaikan pada konten media sosial dan newsletter Dicoding.
Keterikatan Dimas dengan ekosistem belajar di Dicoding mempertemukannya dengan AWS DevOps & Back-End Developer Scholarship Program. Semangat belajar Dimas yang terus menyala meski sudah berkarier secara purnawaktu membuatnya tertarik untuk mendaftar beasiswa ini.
“Kesempatan emas untuk mempelajari devops secara komprehensif pasti tidak akan datang dua kali. Oleh karenanya, saya mendaftarkan diri pada program ini,” ujar Dimas.
Berhasil menjadi peserta AWS DevOps & Back-End Developer Scholarship Program, Dimas tak menyia-nyiakan kesempatan belajar yang diperolehnya. Berhasil lulus tepat waktu dari program beasiswa tersebut adalah sesuatu yang Dimas tuju.
Kesungguhan Dimas dalam belajar membuatnya memiliki pengalaman yang menyenangkan saat menjadi peserta AWS DevOps & Back-End Developer Scholarship Program. Ada banyak hal yang Dimas sukai dari program beasiswa ini, salah satunya adalah pembelajaran terstruktur berbasis praktik yang dilengkapi dengan studi kasus.
Hal lain yang membuat Dimas merasa “betah” adalah adanya sesi tanya-jawab dengan mentor atau sesama peserta pada forum diskusi.
“Adanya forum diskusi sangat membantu saya mengatasi berbagai kendala dalam pembelajaran. Selain itu, saya merasa sangat terbantu dengan adanya reviewer yang bisa memberikan saya masukan untuk memperbaiki hasil kerja saya agar coding-an yang saya lakukan tepat,” ungkap Dimas.
Lulus dari AWS DevOps & Back-End Developer Scholarship Program, Dimas merasa bahwa ia memperoleh ilmu bermanfaat yang berpengaruh terhadap pekerjaannya. Ia menjadi karyawan yang secara aktif memberikan masukan pada perusahaan yang berencana untuk migrasi beberapa layanannya ke cloud.
Sebagai seseorang yang memahami teknologi tersebut, Dimas menyarankan agar layanan perusahaannya dioptimasi di Cloud AWS karena dia sudah menguasainya.
Dari keikutsertaannya pada AWS DevOps & Back-End Developer Scholarship Program, Dimas mendapatkan lebih dari sekadar kemampuan profesional di dunia kerja. Ia juga berkesempatan untuk menjadi organizer komunitas AWS User Group di Surabaya.
Keterlibatan Dimas dalam komunitas ini membuatnya bisa belajar lebih banyak mengenai teknologi dan ia bisa berjejaring secara profesional.
“Sampai sekarang, saya masih aktif ikut berbagai acara atau seminar yang dilaksanakan komunitas tersebut di kota dekat tempat tinggal saya,” ucap Dimas.
Dengan teknik elektro sebagai latar pendidikannya dan kini sukses berkarier dalam bidang teknologi, Dimas berpesan kepada para calon talenta digital bahwa mempelajari hal baru dapat mengantarkan mereka pada kesempatan baru.
Selain itu, Dimas pun ingin menekankan bahwa hal lain yang berkontribusi pada keberhasilan seseorang dalam kariernya adalah kesediaan untuk berkenalan dan berjejaring dengan orang-orang baru.
“Memperluas jaringan dan berkolaborasi adalah dua hal yang sangat penting untuk kita pupuk jika kita ingin memiliki karier teknologi yang menjanjikan. Dengan banyak berkomunikasi dengan orang lain, kita jadi bisa banyak belajar dari pengalaman mereka,” tutupnya.